Kisah Super

Menurutku hidup itu...

Adalah pada saat kita dilahirkan begitu saja di dunia; bahkan kita tak pernah memintanya.



Kita belajar keras untuk mendapatkan pendidikan.



Lalu mendapat pekerjaan.



Menikah.



Membangun keluarga sendiri.



Punya anak.



Mulai berkenalan dengan stres dan satu kata bernama “tanggungjawab”.



Saat anak kita mulai bisa mandiri, kita justru sedang menua.



Anak meninggalkanmu untuk kuliah, dan kerja. Meninggalkanmu berdua dengan pasanganmu.



Setelah itu, giliranmu yang meninggalkan hidup ini…



Hidup adalah ketika kamu menjadi sumber kebahagiaan orangtuamu.



Hidup adalah saat pertama kali menggendong tas sekolah dan rasanya deg-degan.



Hidup adalah saat dihukum guru di lorong sekolah bersama sahabatmu.



Hidup adalah ketika naksir lawan jenis, dan ditemanin waktu pengen ketemuan.
 


Hidup adalah saat gagal dalam wawancara pekerjaan, dan justru malah merayakan kegagalan itu.



Hidup adalah saat kamu melakukan sesuatu yang bikin kamu takut.



Hidup adalah ketika mobilmu lecet, padahal masih baru.



Hidup adalah saat mendekorasi rumah baru.



Hidup adalah membersihkan popok anakmu dan membuatmu kecapekan di tempat kerja.



Hidup adalah meneteskan air mata saat melihat anakmu tampil di pentas seni.



Hidup adalah liburan saat akhir pekan bersama istrimu, berdua saja.



Hidup adalah dengan sembunyi-sembunyi bermesraan dengan suamimu saat anakmu sedang di rumah.



Hidup adalah pertama kalinya ikutan maraton saat usia 60 tahun.



Hidup adalah ketika mendongeng untuk cucu-cucumu.



Hidup adalah kesuksesan saat melihat anak-anakmu makmur.



Hidup adalah diajari cucumu saat menggunakan gadget.



Hidup adalah hal-hal kecil.



Itulah hidup menurutku!...

Bagaimana menurut kamu?..




Sumber: storypick.com

28.12.15 0

Kisah haru di malam menjelang Natal



Pada sebuah malam menjelang Natal. Malam sangat dingin, salju turun dengan deras dan angin berhembus dengan kencang. Ada seorang gadis kecil yang sudah kehilangan mamanya, untuk menghidupi papanya yang sedang sakit, tanpa memperdulikan badai salju berjalan dijalan yang diselimuti salju menjual korek api. 

“Korek api, siapa yang mau membeli korek api” Dia tidak memiliki baju hangat, memakai baju yang sudah kumal dan kepalanya dibungkus sebuah syal yang sudah koyak, diatas kakinya hanya memakai sepasang sandal tua, dia berteriak menjajakan korek apinya dijalan, tetapi tidak seorangpun yang memperdulinya. Semua orang sedang sibuk mempersiapkan kado natal, dengan gembira dan bersenang-senang, sungguh kasihan gadis malang ini! 

Dia mempunyai banyak korek api yang disimpan disebuah keranjang dan tangannya memegang beberapa batang korek api. Hari menjelang siang, dia tidak dapat menjual sebatangpun korek apinya, dalam keadaan lelah dan lapar dia berjalan terus, butiran salju jatuh diatas rambutnya yang berwarna keemasan, sampai didepan sebuah rumah yang mewah dia berhenti dan memandang kedalam rumah, didalam rumah kelihatan pohon natal yang dihias dengan indah, seorang ibu sedang bermain dengan gembira dengan kedua anaknya, kedua anaknya kelihatan sangat bahagia, diatas meja terlihat lilin yang berwarna-warni menyala, ada yang berwarna merah, hijau, putih, ungu, dia paling suka melihat lilin yang berwarna merah, warnanya sangat kontras diatas meja tersebut. 

Melihat keadaan itu, dia teringat kepada nenek dan ibunya, mereka berdua sangat menyayanginya, tetapi mereka berdua sudah meninggal, memikirkan kenangan itu gadis kecil ini menangis dengan sedih. Sambil menangis gadis kecil ini berjalan disebuah jalan yang besar, tiba-tiba sebuah kereta kuda lewat dan hampir melanggar dia. Kereta kuda melintas dengan cepat, menyemprotkan percikan lumpur kebaju gadis malang ini, sandal gadis ini juga hilang, sehingga dengan kaki telanjang dia berjalan diatas salju dan berteriak: “Korek api, siapa yang mau beli korek api.” 

Senja telah tiba, sepasang kaki gadis kecil ini kedinginan sampai berwarna biru, disepanjang jalan tercium wangian daging panggang. “Wah, sungguh enak jadi orang kaya, mereka sedang mempersiapkan perayaan natal.” Pikir gadis malang ini. Dia sudah tidak kuat berjalan, badannya yang lelah menyandar dinding disebuah pertokoan, dia tidak berani pulang kerumah karena  sebatangpun korek api belum terjual, dirumah juga sangat dingin, karena dari segala arah angin dapat memasuki rumahnya yang sudah reyot. Dia kedinginan sampai tubuhnya gemetar terus, dia sangat ingin menghangatkan tubuhnya walaupun hanya sebentar dengan sebatang korek api. 

Tangannya yang kecil sudah hampir membeku. Sungguh sangat dingin, dia memutuskan untuk menyalakan sebatang korek api menghangatkan tangannya yang sedang membeku. “Sesst “ korek api menyala, dia merasakan sebuah kehangatan menyelimutinya, nyala korek api menyilaukan, sambil melamun dia membayangkan dirinya duduk didekat sebuah tungku api, nyala api terlihat sangat cantik, terasa hangat, dia bermaksud menjulurkan kedua kakinya dekat ke nyala api, tetapi nyala tersebut dengan cepat sudah padam, tungku api hilang dari pandangannya. 

Dia terbangun dari lamunanya, dan melihat hanya bekas sebatang korek api yang sudah habis terbakar ditangannya. Dia lalu menyalakan sebatang lagi, korek api menyala, mengeluarkan cahaya terang, Nyala korek api yang memantul didinding, bagaikan ilusi dia melihat sebuah kamar didalam kamar terlihat sebuah meja makan diatas meja makan terhidang biscuit yang lezat dan daging panggang yang harum, keadaan ini sangat menarik, dia melihat daging panggang ini melompat dari piring dan berjalan menuju kearah gadis malang ini. Dia menjulurkan tangannya, korek api segera redup, tangannya hanya teraba dinding yang dingin. Dia menyalakan sebatang lagi korek api, nyala korek api berubah menjadi sekuntum cahaya yang berwarna merah jambu. Dia merasa dirinya duduk dibawah sebuah pohon natal besar yang cantik, lebih cantik dari pohon natal yang dilihat tadi siang, Diatas dahannya terdapat ribuan batang lilin kecil yang cantik sedang menyala. 

Gadis malang ini menjulurkan tangannya, korek api padam lagi. Ribuan batang lilin berubah menjadi bintang-bintang kecil yang terang dilangit. Diantara bintang-bintang itu sebuah bintang jatuh ke bumi berubah menjadi sebuah cahaya yang memanjang. Dia menyalakan sebatang lagi korek api. Gadis Penjual Korek Api itu mulai memandangi nyala api dan dia samar-samar melihat nenek yang dirindukan setiap hari, dia melompat ke pelukan neneknya. “Nenek !” teriak gadis kecil ini, “tolong bawa saya pergi nenek! Ke tempat yang tidak dingin, dan banyak makanan. Saya tahu begitu korek api ini padam, engkau sudah tidak kelihatan, seperti tungku api itu, daging panggang yang wangi dan pohon natal yang indah, saya akan kehilangan semuanya.” 

Akhirnya, gadis malang ini menyalakan semua korek api yang tersisa, karena dia sangat ingin menahan neneknya disini terus. Nyala korek api semakin terang, bagaikan disiang hari, dia melihat neneknya dengan penuh kasih sayang mengangkat dia kepelukannya, mereka berdua terbang makin lama makin tinggi, terbang kesebuah tempat yang hangat dan tidak akan merasa kelaparan lagi. Pada keesokan harinya natal telah tiba, orang-orang disekitar pertokoan melihat gadis malang ini sedang menyandar di dinding, dengan wajah kemerahan dan senyuman terlihat sangat bahagia , tetapi dia sudah meninggal, meninggal dimalam menjelang natal, ditangannya masih tergenggam korek api yang terbakar.

Cerita di atas ditulis oleh Hans Christian Andreson, kisah mengharukan ini sangat layak dibaca ulang untuk mengingatkan kembali tentang kepedulian kita terhadap sesama tanpa memandang apa latar belakang budaya, agama, sosial dan suku mereka. Kepedulian kita sangat berarti bagi mereka yang sangat membutuhkan bantuan dan pertolongan kita. 

Mulai sekarang; Ayo kita peduli..!!





21.12.15 0

Mungkin inilah kado Natal yang termahal di dunia



Cerita ini dikutip dari sebuah kisah Natal tersohor buah karya O. Henry. Kisah ini adalah tentang sepasang suami-istri muda yang sedemikian saling mencintai. 

Natal sudah dekat dan mereka ingin saling memberikan hadiah. Tetapi mereka sangat miskin dan tidak mempunyai uang untuk membeli hadiah. Maka mereka masing-masing, tanpa saling memberi tahu, memutuskan untuk menjual miliknya yang paling berharga.

Bagi sang istri, harta miliknya yang paling berharga adalah rambutnya yang panjang berkilau. Ia pergi ke sebuah salon dan menyuruh memotong rambutnya. Kemudian ia menjual potongan rambutnya itu untuk membeli sebuah rantai arloji yang indah untuk arloji suaminya. Sementara itu, sang suami pergi kepada seorang tukang emas dan menjual satu-satunya arloji yang dimilikinya untuk membeli dua potong sisir yang indah untuk rambut kekasihnya.

Ketika hari Natal tiba, mereka saling menyerahkan hadiah. Mula-mula mereka menangis terharu, namun kemudian keduanya tertawa. Tidak ada lagi rambut yang perlu dirapikan dengan sisir indah pembelian sang suami, dan tidak ada lagi, arloji yang memerlukan seutas rantai indah pembelian sang istri. Tetapi ada sesuatu yang lebih berharga daripada sisir dan rantai arloji, yaitu pesan dibalik hadiah- hadiah itu; Mereka masing-masing telah mengambil yang terbaik dari dirinya untuk diberikan kepada pasangannya.

========================================================

Apakah Anda sudah siap berbagi dengan sesama tanpa pamrih?




14.12.15 1

Betapa tidak berbaktinya anak ini



Ibu ini merupakan orang yang kurang mampu, tetapi baginya tiada yang mustahil asalkan anaknya bisa terus bersamanya. Dia akan berusaha memenuhi segala keinginan anaknya selama ia mampu. Tanpa Ibu kita tak mungkin ada di dunia ini. Ibulah yang telah melahirkan dan membesarkan kita. Oleh karena itu kita wajib menghormati Ibu.

Terkadang walaupun Ibu menyayangi kita lebih dari apa pun di dunia ini, pada kenyataannya ada hal yang tidak mampu dia berikan untuk anaknya. Seperti cerita tentang foto di atas, seorang Ibu tidak mampu membelikan anaknya sebuah iPhone. Hal ini membuat anak gadisnya marah dan membiarkan ibunya berlutut meminta maaf.

Anaknya yang baru berusia 15 tahun ini terlihat tidak sedikit pun merasa bersalah walaupun sedang diperhatikan oleh orang banyak, malahan dia terus memarahi dan membentak ibunya. Ibunya tampak menangis tersedu-sedu, namun tetap saja anaknya bersikap acuh.

Kisah ini dikutip dari kisah nyata kejadian di dalam sebuah mall di negara tetangga dan bukan terjadi di Indonesia. 

Gadis ini sepatutnya membantu ibunya bangun tetapi malahan dibiarkan dalam keadaan yang memalukan (seperti terlihat pada foto). Dan Hanya karena ingin dibelikan iPhone dia sanggup memperlakukan ibunya seperti itu.

=================================

Semoga kejadian di atas bisa menjadi contoh untuk segera melakukan reformasi mental secara menyeluruh mulai dari keluarga, sekolah, perguruan tinggi, organisasi, pemerintahan dan negara sehingga tidak ada lagi penyesalan yang harus ditanggung oleh siapapun juga di muka bumi ini.



Sumber: Viralnova.


7.12.15 0

Kisah nyata betapa sewotnya seorang model



Masih ingat dengan foto kontroversi di atas? Foto yang pernah menghebohkan dunia maya beberapa tahun yang lalu. Foto tersebut memperlihatkan foto sebuah keluarga dimana sang ayah dan ibu melakukan operasi bedah plastik untuk memiliki wajah yang menawan dan sempurna.

Berbeda dengan tiga orang anak mereka, kesemuanya memiliki wajah biasa-biasa saja. Ternyata hanya dengan foto ini, banyak netizen membuat kesimpulan bahwa hasil operasi bedah plastik memang tidak bisa diturunkan kepada anak-anaknya.



Tapi tahukah Anda bahwa foto tersebut sebenarnya adalah foto sebuah iklan untuk produk kecantikan. Kelima orang dalam foto tersebut merupakan model professional dan tidak memiliki hubungan pertalian apapun.

Salah seorang model dalam gambar tersebut yang berperan sebagai seorang isteri ialah Heidi Yeh. Dia juga turut mengakui dirinya kini sepi dari tawaran kerja akibat foto viral tersebut.  Model yang asal Taiwan itu kemudian mengambil tindakan hukum terhadap pihak agensi model yang merekrutnya.



Yeh mempunyai kontrak dengan agensi JWT untuk terlibat dengan iklan sebuah klinik kecantikan. Berdasarkan perjanjian yang disetujui dalam kontrak, foto tersebut hanya boleh digunakan untuk iklan media cetak saja.

Tetapi pada kenyataannya tidak lama selepas itu, klinik kosmetik lain memakai foto tersebut sebagai iklan mereka. Dan dengan cepat foto itu menjadi viral di internet. Karena hal inilah dia (Heidi Yeh) merasa turut kehilangan potensi pendapatan dan yang lebih menyedihkan lagi, dia  dituduh menyembunyikan perkahwinannya serta dituduh melakukan operasi bedah plastik terhadap wajahnya.

======================

Hikmah dari cerita di atas:

Jika kita melakukan operasi bedah plastik agar tampak menawan tidaklah bisa menjamin bahwa keturunan kita juga akan menjadi menawan, seperti pada foto yang menghebohkan di atas.

Berhati-hatilah terhadap kekuatan viral di dunia maya, jika tidak ditangani secara baik maka akan berdampak negatif pada kehidupan Anda.

Yang terakhir adalah, berhati-hatilah saat Anda mengeluarkan opini/pendapat tentang sesuatu sebelum Anda memahami apa yang sedang terjadi, dan jangan menilai dari apa yang terlihat/tampilannya saja.




30.11.15 0

Kisah nyata seorang pria dan bonekanya

Kisah ini dimulai saat 2 tahun yang lalu, diamana Song Bo didiagnosis dengan penyakit serius yang membuatnya merasa sakit kepala terus-terusan sampai akhirnya ia depresi. Dan ia pun menerima kenyataan yang pahit bahwa ia tidak akan pernah bisa menikah dan mempunyai seorang anak. Tidak lama kemudian, Song menemukan harapan baru yang ditemukannya di sebuah online shop dari China, yaitu Taobao.

Song membeli sebuah boneka gadis cilik di Taobao. Boneka itu tingginya 145 cm dan ia selalu bawa kemana-mana, seperti layaknya seorang anak. Boneka inipun memiliki bobot yang tidak ringan, namun seperti yang diperlihatkan foto-foto di bawah ini, boneka itu telah mengubah hidupnya.

Bahkan Song menamai boneka itu Xiao Die yang artinya kupu-kupu kecil. Kemanapun ia pergi, Xiao Die selalu dibawanya. Ia juga senang mengabadikan momennya bersama Xiao Die, dan meng-uploadnya ke Weibo. 

Menganggapnya seperti anaknya sendiri, yang hidup dan bernyawa.



Memperlakukannya dengan penuh kasih sayang.



Dan membuatnya selalu bahagia.



Ia seperti sedang bersama anaknya sendiri saat memilih menu makanan.



Dari kejauhan ia seperti ayah dan anak perempuannya.



Ia pun mengajaknya nonton.



Serta mengajaknya main kemana-mana.



Dan yang paling mengharukan adalah Ia mencintainya seperti seorang ayah mencintai putri kandungnya sendiri.



. . . . . .

Notes:

Coba Anda perhatikan lagi foto-foto tersebut di atas dan coba renungkan sejenak... Betapa sangat berharganya hidup ini, apalagi bagi kita yang memiliki hidup sehat dan normal. Bersyukurlah kepada Tuhan atas anugerah hidup yang indah dan penuh makna ini. 

Mulai sekarang ayo luangkan banyak waktu Anda dengan orang-orang yang sangat Anda sayangi. Waktu dan hidup yang ada ini adalah sangat berharga, bahkan tiap detiknya adalah sangat berarti...

Waktu akan terasa singkat dan hidup pun akan ada akhirnya... Segera manfaatkan waktu ini untuk kehidupan Anda yang lebih baik demi orang-orang yang Anda sayangi, sebelum waktu itu berlalu meninggalkan Anda dan penyesalan datang menghampiri Anda...

"Life Must Go On!..."


Sumber cerita dan foto: rocketnews24.com



23.11.15 0

Kisah haru tentang Ayah dan IBU dimata FARIZAL




AYAH IBU KU RINDU KALIAN


Ayah... Ibu...
Ini anakmu... Datang berkunjung
Bersimpuh di tengah tengah pusaran kalian
Yang telah mengering oleh panasnya sang surya
Tuk melepas segala kerinduan yang menyelimuti dinding kalbu hatiku

Ayah...
Aku rindu tangan tangan kekarmu
Yang selalu melindungi aku
Dari mereka yang ingin menggangguku
Aku rindu tangan tangan kekarmu
Yang selalu menggandengku
Kala ku sendiri dalam kesepian

Ibu...
Aku rindu tangan tangan halusmu
Yang selalu membelai diriku dengan kehangatanmu
Dari dinginnya angin malam yang menusuk jiwaku
Aku rindu tangan tangan halusmu
Yang selalu membasuh air mataku
Kala ku dilanda kesedihan yang menyayat jiwaku

Ayah... Ibu...
Hanya taburan bunga yang mampu kuberi di atas pusaran kalian
Hanya butiran butiran do'a yang mampu kuucap disela isak tangisku
Saat ku gelar sajadah bersujud menghadap sang Maha Kuasa
Sebagai pengobat rasa rindu yang ada dalam jiwa

Ayah... Ibu...
Kini kalian telah tenang dan bahagia di pangkuan sang Maha Kuasa
Semoga kalian mendapat tempat yang layak disisi-Nya
Aamiin...

Puisi by: RA



Kerinduan yang begitu mendalam dari seorang anak terhadap orang tuanya yang sudah tiada bisa dicurahkan dengan penuh perasaan kedalam bentuk sebuah puisi seperti di atas. Namun lain halnya dengan seorang bocah berumur 10 tahun ini berusaha mengekspresikan kerinduannya melalui perjuangan dan lagu yang dia nyanyikan dalam sebuah acara audisi nasional yang diadakan oleh salah satu TV swasta nasional.

Ya bocah itu bernama Farizal, anak berumur 10 tahun ini berhasil menginspirasi banyak orang melalui penampilannya dalam audisi indonesian idol junior dengan menyanyikan yang berjudul Ibu sakha. Seperti yang kita ketahui, penampilannya membuar dewan juri dan presenter indonesian idol junior menangis. Bahkan salah satu juri “Regina” tidak henti – hentinya meneteskan airmata. Anak ini ingin  memenangkan audisi ini agar Ia bisa mempernaiki makam Ibunya.

Di hadapan para juri Farizal menyanyikan lagu berjudul ‘Ibu’ dengan iringan ukulele. Daniel Mananta, salah satu juri paling awal mewawancarai anak tersebut, dan setelah bernyanyi, anak tersebut mengaku membawakan lagu tersebut untuk orang tuanya yang sudah tiada. Ia mengatakan kepada dewan juri jika Ia lolos, maka Ia akan pulang dan akan memperbaiki makam kedua orang tuanya.

Mari saksikan cuplikan videonya berikut ini, Anda coba hayati dan renungkan, kemudian ambil hikmahnya....




Farizal yakin, kebahagiaan bukan untuk dicari, tapi diciptakan. Dan untuk meraihnya dia harus terus semangat dan tetap berjuang. Anak ini hanyalah satu contoh dari beberapa anak indonesia yang bernasib sama. Semoga kisah junior ini bisa menjadi inspirasi bagi anak indonesia untuk tetap berkarya, dan percaya.



Sumber: Youtube



16.11.15 0

Kisah haru dibalik cerita kepala ikan



Kisah ini bermula ketika pada suatu hari, diadakan sebuah pesta emas peringatan 50 tahun pernikahan sepasang kakek-nenek. Pesta ini pun dihadiri oleh keluarga besar kakek dan nenek tersebut beserta kerabat dekat dan kenalan.

Pasangan kakek-nenek ini dikenal sangat rukun, tidak pernah terdengar oleh siapapun bahkan pihak keluarga mengenai berita mereka perang mulut. Singkat kata mereka telah mengarungi bahtera pernikahan yang cukup lama bagi kebanyakan orang. Mereka telah dikaruniai anak-anak yang sudah dewasa dan mandiri baik secara ekonomi maupun pribadi. Pasangan tersebut merupakan gambaran sebuah keluarga yang sangat ideal.

Disela-sela acara makan malam yang telah tersedia, pasangan yang merayakan peringatan ulang tahun pernikahan mereka ini pun terlihat masih sangat romantis. Di meja makan, telah tersedia hidangan ikan yang sangat menggiurkan yang merupakan kegemaran pasangan tersebut. Sang kakek pun, pertama kali melayani sang nenek dengan mengambil kepala ikan dan memberikannya kepada sang nenek, kemudian mengambil sisa ikan tersebut untuknya sendiri.

Sang nenek melihat hal ini, perasaannya terharu bercampur kecewa dan heran.Akhirnya sang nenek berkata kepada sang kakek, “Suamiku, kita telah melewati 50 tahun bahtera pernikahan kita. Ketika engkau memutuskan untuk melamarku, aku memutuskan untuk hidup bersamamu dan menerima dengan segala kekurangan yang ada untuk hidup sengsara denganmu walaupun aku tahu waktu itu kondisi keuangan engkau pas-pasan. Aku menerima hal tersebut karena aku sangat mencintaimu. Sejak awal pernikahan kita, ketika kita mendapatkan keberuntungan untuk dapat menyantap hidangan ikan, engkau selalu hanya memberiku kepala ikan yang sebetulnya sangat tidak aku suka, namun aku tetap menerimanya dengan mengabaikan ketidaksukaanku tersebut karena aku ingin membahagiakanmu. Aku tidak pernah lagi menikmati daging ikan yang sangat aku suka selama masa pernikahan kita. Sekarangpun, setelah kita berkecukupan, engkau tetap memberiku hidangan kepala ikan ini. Aku sangat kecewa, suamiku. Aku tidak tahan lagi untuk mengungkapkan hal ini.”

Sang kakek pun terkejut dan bersedihlah hatinya mendengarkan penuturan Sang nenek. Akhirnya, sang kakek pun menjawab, “Istriku, ketika engkau memutuskan untuk menikah denganku, aku sangat bahagia dan aku pun bertekad untuk selalu membahagiakanmu dengan memberikan yang terbaik untukmu. Sejujurnya, hidangan kepala ikan ini adalah hidangan yang sangat aku suka. Namun, aku selalu menyisihkan hidangan kepala ikan ini untukmu, karena aku ingin memberikan yang terbaik bagimu. Semenjak menikah denganmu, tidak pernah lagi aku menikmati hidangan kepala ikan yang sangat aku suka itu. Aku hanya bisa menikmati daging ikan yang tidak aku suka karena banyak tulangnya itu. Aku minta maaf, istriku.”

Mendengar hal tersebut, sang nenek pun menangis. Merekapun akhirnya berpelukan. Percakapan pasangan ini didengar oleh sebagian undangan yang hadir sehingga akhirnya merekapun ikut terharu.

==================

Dalam kehidupan ini, terkadang kita terkejut mendengar atau mengalami sendiri suatu hubungan yang sudah berjalan cukup lama dan tidak mengalami masalah yang berarti, kandas di tengah-tengah karena hal yang sepele, seperti masalah pada cerita di atas.

Kualitas suatu hubungan tidak terletak pada lamanya hubungan tersebut, melainkan terletak sejauh mana kita mengenali pasangan kita masing-masing. Hal itu dapat dilakukan dengan komunikasi yang dilandasi dengan keterbukaan. Oleh karena itu, mulailah kita membina hubungan kita berlandaskan pada kejujuran, keterbukaan dan saling menghargai satu sama lain.

Bagaimana dengan Anda?...



Sumber: dari berbagai sumber.


9.11.15 0
Slide out post Recommended