Kisah Super

Wahai wanita apa warna pesonamu?



Hari Sabtu ini aku sengaja mengajak temanku untuk menghabiskan waktu di Mall. Aku hanya ingin membunuh waktu. Kebetulan aku yang suka membaca langsung kulangkahkan kakiku ketoko buku. Disana sesak penuh. Sambil berjalan ketempat buku baru yang kucari, kulihat berbagai macam kepribadian manusia. Dari yang Koleris penuh wibawa, Sanguinis yang penuh pesona, Melankolis yang serba sempurna sampai Plegmatis yang setenang air mengalir indah.

Ada satu hal yang membuat tertarik, dan tak lain mereka adalah segerombolan gadis-gadis remaja. Bukan, aku bukan jatuh hati pada mereka. Mereka memang sangat cantik dan menarik. Penampilan mereka menurutku seksi dan bahkan menarik bagi pria yang sudah beristri. Aku tertarik pada mereka karena percakapan. Salah  satu dari mereka mengatakan bahwa dia baru saja mendapatkan HP baru. Dan itu diberikan oleh orang tuanya sebagai hadiah ditahun yang baru. Oya, dari penilaianku, mereka dari golongan yang boleh dibilang wah. Benar atau salah itu hanya penilaianku saja.

Caranya berpakaian, kalung dan anting telinga, cincin yang memenuhi jari-jari tangannya dan HP yang sengaja digenggam sudah cukup memberiku sebuah penilaian. Seseorang dari mereka berkata, “Berapa PIN kamu?”. Gadis yang bertanya itu berpenampilan wah. Rambutnya dicat kuning kecoklatan. Bulu mata lentik. Bibir dengan lipstick merah mudah. Sangat cantik. “Ini PIN aku”, kata teman satunya yang berpenampilan lebih seksi lagi. Kaos ketat hampir You Can See. Jean pendek merk designer Itali. Rambut panjang kuning sekali.

Oya, aku bukan sengaja menguping pembicaraan mereka. Pas aku lagi baca-baca kilasan buku disalah satu sudut rak, mereka berada didepanku mencari buku sambil berbicara. Mereka ada 4 orang. Lalu si pirang pertama yang kuceritakan bertanya pada teman satunya lagi. “Kamu udah punya BB belum?”. Yang ditanya terlihat Cuma senyum-senyum saja. Kudengar dengan suara kecil dia berkata. Tanpa perlu dijelaskan aku tahu apa jawabannya. Lalu yang bertanya berkata, “Masa tahun baru masih pakai HP lama? Gak gaul ah kamu. Kita bertiga udah punya yang baru. Tuh lihat punya si C, malah BB model terbaru”. Yang belum punya BB menjawab, “Kapan-kapan aku beli ya, belum cukup uangnya”. Ketiganya cekikikan sambil berlalu. Yang belum punya BB hanya mengikut dari belakang. Aku tersenyum padanya, dia membalasnya. Tapi dengan senyuman yang pilu didada.

Sejujurnya, aku tidak harus berkata apa. Ini baru tahun baru. Belum pula genap satu hari penuh. Aku yang dengan PD dan percaya ditahun baru yang penuh cahaya-cahaya indah disegala penjuru, harus melihat senyuman lesu dari gadis remaja cantik didepanku. Apa benar tahun baru harus disertai segala sesuatu yang baru? Barang-barang duniawi seperti itu? Tidaklah mereka sadari bahwa temannya itu lebih berharga dari apa yang mereka banggakan itu? Tapi mereka juga tidak salah, mereka masih muda. Dan itulah kenapa kita yang dewasa yang harus mengajarkannya, walaupun banyak yang justru lebih parah.

Tidak ada yang salah memiliki HP baru, baju baru, motor baru, pacar baru, kerja baru bahkan rumah baru. Tapi sikap yang merendahkan seperti itu yang harus dilempari batu. Sikap yang terlalu mengangungkan yang terlihat mata daripada yang berkilauan didada. Belum habis aku berpikir, kulihat seorang wanita berlalu didepanku dengan pakaian yang membuat mata melompat dari mataku. Atasan terbuka, bawahan membuat ibu murka. Ya, kalian tahu maksudku.

Dengan langkah bagaikan malaikat surga dia menebar pesona, dan itu berhasil baginya. Kulirik pria-pria lain yang melihatnya. Semua pada terkesima. Beberapa malah mencoba mengodanya. Hasilnya tidak ada. Beberapa coba mendekatinya. Hasilnya juga sama. Dan kuakui aku juga melihatnya. Tapi untuk kali maafku pada wanita. Aku bukan mengaguminya. Dan maafkankan aku jika berkata kasar tidak biasa. Aku merendahkannya.

Jika bagi kaum hawa dengan pakaian seperti itu bisa mengaet kaum pria, maka akan kukatakan dengan suara yang mengema. Kalian salah. Kami memang mencintai wanita. Kami memang menyayangi wanita. Tapi saat melihat wanita dengan pakaian seperti itu, bagi kami kaum pria, kau terlihat tidak berbusana. Bukan cinta karena kami menginginkannya, tapi birahi dan gairah yang kami rasa. Pertanyaanku padamu sekalian kaum hawa, itukah pria yang akan kau ajak berkeluarga?

Aku tidak pantas menyalahkan mereka yang masih remaja, aku juga tidak berhak mengomentari wanita yang serba terbuka. Tapi aku ini pria, yang kelak akan mempersunting seorang wanita. Aku pria sederhana dengan pemikiran yang biasa-biasa. Aku pria yang seperti kaumku umumnya. Janganlah merendahkan dirimu hanya demi mendapatkan pria. Mungkin kami banyak yang bajingan hobi pemberi luka, tapi banyak dari kami yang hatinya seharum mawar merah. Yang perlu kalian cari janganlah taman yang indah ditaman manusia, tapi bunga yang tumbuh biasa ditaman surga.

Mata adalah alat yang paling membutakan mata lainnya. Mata itulah yang membuat manusia sering mengambil keputusan yang salah. DIA telah memberikan kita mata yang paling jujur sedunia, tapi karena mata kita mengabaikannya. Mata itu Cuma satu, jadi wajar saja kalah dengan kedua mata kita yang diwajah. Mata itu selalu menjaga kita. Tidak siang tidak malam. Tugasnya menuntun kita. Tujuannya supaya kita mendengarnya. Tapi sekali lagi, mata itu kalah dengan sepasang mata diwajah. Mata yang hanya satu itu disebut Mata Hati.

Kuakui aku terdengar berkeluh kesah, tapi aku melakukannya karena aku menghargai wanita. Didunia ini tidak ada cinta sesuci cinta wanita. Saat mereka jatuh cinta, tidak peduli seberapa buruk apapun kekasihnya, sejahat apapun pujaan hatinya, sebrengsek apa kelakuanya, wanita tetap mencintainya dengan setulus jiwa. Walaupun mereka tahu bahwa mereka harus menyediakan lautan untuk menampung air matanya. Itulah kenapa DIA memilih wanita untuk meletakkan surga ditelapak kakinya.

Kau indah seperti bunga, janganlah melepaskan mahkotamu demi sekelompok kumbang yang memuja. Kau tidak tahu apakah kumbang itu hanya menginginkan madumu atau benar-benar ingin menjagamu. Janganlah pula selalu mengarahkan kepalamu keatas angkasa, tapi sekali-kali tundukkanlah kebawah tanah. Langit biru angkasa memang terlihat indah, tapi saat hujan dan badai kau akan kedinginan tiada yang jaga. Tanah yang dibawa mungkin terlihat kotor dan tidak mengena dimata, tapi ketahuilah disanalah kita semua tumbuh dewasa. Banyak dari mereka yang merangkak ditanah, saat tiba waktunya mereka menjadi sangat indah.

Untuk itu bagimu wanita. Kau sering kusebut bung  karena bunga adalah lambang kasih dan cinta. Kau kusebut bunga karena kaulah yang mempesonakan taman-taman dunia. Kau kusebut bunga karena kaulah yang mempersatukan sepasang belahan jiwa dengan digenggam mereka di altar nikah. Jadi, kau tidaklah perlu mengubah warnamu hanya ingin menarik beberapa kumbang saja, yang perlu kau lakukan adalah pertahankan warna alamimu saja.

Mengapa? Karena warna alami itulah yang membuat aku dan pria lainnya tidak pernah kapok jatuh cinta. Jika kau berwarna merah, maka biarlah kami kenang karena merah. Jika kau warna putih, maka biarlah kami patri dihati karena putih. Tidaklah perlu menjadi indah seperti pelangi, karena pelangi justru iri denganmu yang selalu dipuji. Kamu adalah kamu, dan kamu adalah wanita yang mencuri hati surga. Pesonamu telah melegenda dan legenda yang kami puja adalah mereka yang mencintai dirinya dengan cara yang sempurna, bukan dengan pernak-pernik kilauan dunia…

Jadi, sekarang apa warna pesonamu? 




0 comments :

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Slide out post Recommended