Kisah Super

Oh andaikan waktu bisa kembali



Kisah ini dimulai ketika aku masih duduk di bangku kuliah semester 3, Aku menemukan seorang wanita yang telah menarik perhatianku. Wanita amat riang dan selalu penuh dengan senyum, semua yang ada pada dirinya membuat Aku jadi penasaran dan tanpa pikir panjang Aku langsung mencari tahu tentang dirinya dari temannya. 

Seiring waktu berjalan setalah perkenalan itu kini Aku makin dekat dengannya, selalu bercerita dan jalan bersama, dan Aku mulai berpikir bahwa dia lah orang yang tepat untuk menemani hidupku yang sepi. Pernah Aku ingat kejadian yang tak akan Aku lupa, saat pada suatu malam Ia mengajakku menonton konser, kami melihat ada sepasang remaja yang sedang pacaran lalu dia berbicara suatu hal padaku "Seandainya saja Aku bisa punya pacar, pasti seneng banget hati ini" Namun aku hanya bisa menjawab dingin "Iya seneng" Aku tidak tahu kalau dia sedang memancingku. 

Setelah pulang nonton konser tiba-tiba dia memintaku, kalau dia ingin menyentuh rambut anak punk yang sedang nongkrong di pinggir jalan. aku menolak, namun dia tetap saja merengek meminta untuk menyentuh rambut anak punk itu. Aku pun memberanikan diri dengan wajah penuh pucat dan rasa takut, Aku menghampiri gerombolan anak punk itu untuk meminta izin menyentuh rambut salah satu dari mereka, tapi Aku bersyukur karena mereka semua tidak ada yang marah. Aku pun juga sering melakukan hal konyol seperti, taruhan bola dan yang kalah akan terkena hukuman dengan cara mengamen di pinggir-pinggir jalan. 

Semakin hari kami semakin dekat walau tak pernah ada ikatan. Hingga akhirnya sebuah malapetaka menghancurkan hubungan kami. Dia berbicara "Aku akan di lamar orang. kamu gimana" dengan penuh isak tangis dia memberitahuku. Aku tak sanggup mendengar kalau dia telah ada yang melamar, dan Aku pun tidak bisa berbuat apa-apa karena aku masih bingung dengan masa depanku yang belum jelas bahkan pekerjaan pun Aku tak punya. 

Setelah Aku tahu bahwa dia benar-benar ada yang ingin melamar. Aku mulai menjaga jarak, namun dia masih tetap saja menghubungiku melalui telpon atau SMS namun semuanya tak pernah Aku tanggapi, disini Aku bingung menentukan sikapku. Namun pada akhirnya suara telpon rumahku berbunyi, tanpa rasa curiga aku pun mengangkat telpon itu. Setelah aku mendengar suara dari telepon itu aku tahu bahwa itu adalah suara Nisa. belum Aku bicara di telpon, dia sudah mulai berbicara "hari minggu tanggal 23 Aku akan menikah" Suara Nisa terdengar dengan penuh isak tangis. Aku tak kuat mendengarnya dan langsung menutup telpon, namun tak terasa Aku mengeluarkan air mata. Seminggu aku seperti kehilangan gairah hidup dan Aku mulai jatuh sakit, beberapa hari aku terbaring sakit, teman-temanku hadir untuk menjenguk sambil membawa surat undangan dari Nisa. 

Akhirnya Aku berniat untuk hadir di pernikahan Nisa. Setelah tiba di pernikahan, teman-temanku langsung mengerjai aku dengan cara menurunkan Nisa dari pelaminan dan menyandingkannya denganku. Salah satu temanku berbicara "Kenapa kejadiannya bisa seperti ini?" Namun semuanya hanya terdiam. Tiba-tiba Nisa mulai berbicara "Dia tidak mempunyai keberanian untuk memperjuangkan Aku" di barengi dengan air mata Nisa yang mulai jatuh. aku tak bisa berbicara, aku menyesal telah melewatkan dia begitu saja. Aku mencoba untuk menahan air mataku yang hampir jatuh, tapi usahaku sia-sia, Aku pun berlari ke kamar kecil untuk meluapkan tangisanku. Dan di kamar kecil itu Aku menulis "Cinta akan hadir karena terbiasa, seperti kita dulu. begitu juga kamu dan suamimu. Cinta akan datang untuk kalian". 

Setelah beberapa bulan Aku sudah mulai terbiasa tanpa kehadiran Nisa. Hingga suatu hari tiba yang membuat Aku menangis lagi. Handphoneku berbunyi, ada Sms yang masuk dari nomor tanpa nama. Setelah Aku buka isi Sms nya "Cuma boneka ini yang pernah kamu kasih untuk aku, sampai saat ini kalau aku kangen kamu, hanya boneka ini yang bisa aku pandangi".

Membaca SMS dari Nisa tiba-tiba Aku mengeluarkan air mata. Aku baru sadar kalau cinta Nisa terhadapku sangat dalam. Aku menyesal telah mengabaikannya dan tak pernah memperjuangkan cintaku padanya. 

Oh andai waktu kembali...

====================

Apalah artinya cinta jika tak berani menyatakannya? Dan apalah arti hidup jika tidak berani menghadapinya.



0 comments :

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Slide out post Recommended