Jangan hidup dalam kepura-puraan
Tanpa kita sadari hidup ini bagai melewati jalanan yang penuh dengan berbagai rintangan menghadang. Sebagian orang terlena dan jatuh dalam kubangan rintangan hidup. Beban kehidupan yang berat alasannya. Padahal bukanlah itu salah satu penyebabnya. Penyebabnya adalah ketidakmampuan untuk jujur dan berterus terang dan bersikap apa adanya. Berterus terang kepada siapa? Kepada diri sendiri, orang lain dan kepada Tuhan.
Bersikaplah apa adanya. Ikuti suara hati dan jujur dan berterus terang kepada diri sendiri. Ketika kita menemukan kesulitan hidup, janganlah menolak apa yang dibisikan oleh suara hati kita. Saya yakin suara hati anda berbunyi "ayolah cari cara, tanyakan kepada orang lain". Namun karena sikap kita yang tidak jujur dan tidak mau jujur kepada diri sendiri, kita lebih memilih berpura-pura bisa daripada takut di bilang bodoh karena harus bertanya dan belajar pada orang lain.
Bersikap apa adanya bukan hanya bagi diri sendiri tetapi juga orang lain. Sudah tidak dapat dipungkiri lagi bahwa semua manusia pasti membutuhkan orang lain untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Tidak mungkinlah manusia melakukan segala keinginannya seorang diri. Untuk itu kita harus bisa menjaga hubungan baik dengan setiap orang. Persahabatan ada karena sebuah keakraban, sedangkan keakraban muncul ketika ada sikap saling menerima satu sama lain, dan hanya dengan jujur dan bersikap terus teranglah kita akan bisa menerima satu sama lain.
Dan satu lagi, kita juga dituntun harus bisa jujur dan berterus terang kepada Tuhan. Ketika dilanda kesulitan hidup berterus teranglah akan kemampuan manusia yang serba terbatas. Mintalah kekuatan dan pertolongan-Nya. Namun mereka banyak yang tidak jujur kepada Tuhannya. Ketika dilanda kesulitan hidup alih-alih meminta bantuan kepadaNya mereka justru menjauh dariNya dan mencari pertolongan selain-Nya. Harusnya jujur dan berterus terang lah bahwa walaupun kita makhluknya yang paling sempurna namun kita tetap saja lemah di hadapan Tuhan, hanya dengan pertolongan-Nya lah semua kesulitan itu bisa segera hilang dari hidup kita.
Kepura-puraan itu bagaikan bunga mawar plastik dengan kelopak dan warna sempurna, namun tak mewangi. Meski mawar asli tak seindah tiruannya dan segera layu. kita tetap saja menyukainya. Mengapa? Karena ada detak kehidupan alam di sana. Hidup dalam kejujuran adalah hidup alami yang sejati. Hidup berpura-pura sama saja membohongi hidup itu sendiri. Anda bisa memilih untuk hidup apa adanya; dan berhak menginjakkan kaki di bumi ini. Atau. hidup berpura-pura dalam dunia ilusi. Hidup dalam kepura-puraan tak memberikan kenyamanan. Bersikaplah apa adanya.
Tweet |
|
Benarkah judul artikel diatas ? bisa berlaku semua orang ? Jangan sampai munafik ya..
ReplyDeleteBagi kalangan LGBT, maka judul artikel diatas rasanya tidak berlaku, alias tidak ada keadilan bagi LGBT. LGBT dipaksa oleh sebuah keyakinan, agar tidak menuruti diri mereka apa adanya. Berpura puralah kamu menjadi suami yg baik, jangan bilang bilang kalau kamu gay.
Kalau judul diatas benar berlaku untuk semua orang, maka jawabnya adalah jadsilah kamu apa adanya, kalau kamu LGBT ya jadilah LGBT yang baik. Terimalah dirimu apa adanya. lalu orang orang pada menjawab : apa kata kamu, sambil matanya melotot !!! alias munafik !!